Fungsi Trafo Pada Rangkaian Elektronik

Diposting pada

Elektronikindo.comFungsi Trafo Pada Rangkaian Elektronik. Trafo, singkatan dari transformator, adalah perangkat statis yang digunakan untuk mentransfer energi listrik melalui induksi elektromagnetik dari satu rangkaian ke rangkaian lain.

Fungsi utama trafo adalah menurunkan atau menaikkan level tegangan antar rangkaian. Selain itu, trafo juga berperan sebagai perangkat listrik yang mengubah tegangan arus pada suatu rangkaian tanpa mempengaruhi total daya listrik.

Trafo terdiri dari dua gulungan yang terpisah, yaitu gulungan primer dan sekunder. Ketika gulungan primer dialiri arus listrik AC, medan magnet yang berubah-ubah akan terbentuk. Inilah yang kemudian menginduksi arus listrik AC pada gulungan sekunder.

Dalam dunia elektronik, penggunaan trafo sangat penting dan tidak bisa dihindari. Hampir semua sumber daya atau catu daya yang digunakan untuk mengoperasikan rangkaian elektronik menggunakan komponen trafo. Setiap penggunaan trafo memiliki fungsi yang berbeda-beda.

Trafo memiliki banyak fungsi dalam rangkaian elektronik. Beberapa fungsi umumnya meliputi penurunan tegangan, peningkatan tegangan, penggunaan dalam radio dan video, penyelarasan impedansi, dan banyak lagi.

Dalam artikel ini, Elektronikindo.com akan memberikan informasi tentang fungsi trafo dalam rangkaian elektronik seperti yang tercantum dalam judul.

Fungsi Trafo Pada Rangkaian Elektronik

Trafo memiliki fungsi utama dalam rangkaian elektronik, yaitu menurunkan tegangan melalui trafo step down. Biasanya, sumber daya atau catu daya yang digunakan dalam rangkaian elektronik memiliki tegangan rendah, sementara tegangan listrik PLN sebesar 220 volt, yang terlalu tinggi untuk sumber daya rangkaian elektronik.

Oleh karena itu, trafo step down digunakan untuk menurunkan tegangan PLN menjadi tegangan yang lebih rendah. Pada trafo step down, jumlah lilitan pada kumparan sekunder lebih sedikit daripada kumparan primer.

Ini merupakan kebalikan dari trafo step up, di mana jumlah lilitan pada kumparan sekunder lebih banyak daripada kumparan primer. Tegangan output yang dihasilkan akan semakin kecil sesuai dengan jumlah lilitan pada kumparan sekunder trafo.

Sementara itu, arus keluaran tergantung pada diameter kawat lilitan. Semakin besar diameter kawat, semakin besar pula arus yang dihasilkan. Oleh karena itu, tidak heran jika trafo dengan arus besar memiliki ukuran dan berat yang besar.

Namun, seiring dengan perkembangan di bidang elektronik, sekarang trafo yang besar dan berat dapat dikurangi menggunakan teknik trafo switching.

Trafo switching tidak hanya menggunakan satu trafo, tetapi juga terdiri dari beberapa komponen lain seperti kapasitor, resistor, dioda, dan sebagainya, untuk mengkonversi tegangan 220 volt menjadi tegangan rendah.

Pada trafo step down, frekuensi rata-rata yang digunakan adalah 50-60 Hz, sedangkan pada trafo switching frekuensinya lebih tinggi, antara 500 Hz hingga 2 kHz. Perbedaan lainnya terletak pada jenis inti yang digunakan. Trafo umumnya menggunakan besi lunak, sedangkan trafo switching menggunakan inti ferit.

Selain trafo step down, trafo step up juga banyak digunakan dalam rangkaian elektronik. Penggunaannya tidak terlepas dari peralatan elektronik rumah tangga seperti televisi, lemari es, mesin cuci, dan sebagainya, terutama seiring dengan perkembangan teknologi elektronik.

Misalnya, trafo step up digunakan dalam catu daya rangkaian inverter pada lampu backlight TV LCD. Trafo step up juga sering digunakan dalam peralatan cadangan listrik, seperti pada perangkat UPS.

Tegangan baterai 12 V DC dalam UPS diubah menjadi tegangan 220 V AC yang dapat digunakan untuk menghidupkan peralatan elektronik seperti TV, komputer, dan sejenisnya.

Penting untuk diketahui bahwa trafo hanya berfungsi jika digunakan dengan arus listrik AC, karena medan elektromagnetik membutuhkan arus bolak-balik, bukan arus searah (DC).

Jenis Trafo Beserta Fungsinya

Terdapat beberapa jenis trafo yang umum digunakan dalam rangkaian elektronik. Fungsi trafo tersebut berbeda-beda sesuai dengan jenis dan penggunaannya. Berikut adalah jenis dan fungsi trafo pada rangkaian elektronik:

1. Trafo Step Up Pada Rangkaian Elektronik

Trafo ini digunakan dalam rangkaian pembangkit tegangan, seperti pada inverter monitor LCD, trafo inverter TV, dan lain sebagainya. Fungsinya adalah untuk menaikkan tegangan, serta dapat digunakan untuk proses peningkatan tegangan AC.

2. Trafo Step Down Pada Rangkaian Elektronik

Trafo step down memiliki fungsi yang berkebalikan dengan trafo step up, yaitu untuk menurunkan tegangan listrik. Trafo ini digunakan dalam rangkaian power amplifier, televisi, speaker aktif, dan banyak peralatan listrik dan elektronik rumah tangga lainnya.

3. Trafo Isolasi Pada Rangkaian Elektronik

Trafo isolasi digunakan dalam rangkaian inverter yang mengubah tegangan DC menjadi AC dengan tegangan besar yang sama.

Prinsip kerjanya adalah hanya mengisolasi tegangan tanpa menaikkan atau menurunkan tegangan, sehingga jumlah lilitan primer dan sekunder pada trafo ini sama. Fungsi trafo ini adalah mengisolasi tegangan input dan output.

4. Trafo CT dan Trafo Non CT

Trafo CT digunakan untuk menciptakan rangkaian power supply simetris gelombang penuh, biasanya digunakan pada amplifier saat ini yang menggunakan kutub positif, negatif, dan netral. Sementara itu, trafo non-CT berfungsi sebagai power supply non-simetris, hanya memiliki kutub positif dan negatif.

5. Trafo Daya

Trafo daya sering ditemukan pada stasiun pembangkit listrik dan gardu transmisi. Trafo ini memiliki ukuran besar dan tingkat insulasi yang tinggi. Fungsi utama trafo daya adalah untuk aplikasi transfer daya tinggi hingga 33 kilo volt.

6. Trafo Distribusi

Trafo distribusi berfungsi mendistribusikan energi listrik dari pembangkit listrik ke lokasi industri atau perumahan.

7. Trafo PLN

Trafo PLN merupakan trafo yang sangat penting dan digunakan oleh penyedia listrik di Indonesia. Trafo ini memiliki berbagai fungsi, salah satunya adalah untuk menaikkan dan menurunkan daya listrik.

8. Trafo Arus

Trafo arus memiliki fungsi untuk mengkonversi arus primer dengan nilai arus besar, biasanya puluhan hingga ribuan ampere. Arus tersebut dikonversi menjadi arus sekunder dengan nilai yang rendah, sekitar 1 atau 5 ampere, sesuai dengan aplikasi yang dibutuhkan.

Penutup

Dalam dunia elektronik, trafo memiliki peran yang sangat penting dalam berbagai rangkaian. Dari trafo step up hingga trafo arus, setiap jenis trafo memiliki fungsi spesifik yang memenuhi kebutuhan tegangan dan arus dalam suatu rangkaian.

Trafo digunakan untuk menurunkan atau menaikkan tegangan, mengisolasi tegangan, menciptakan gelombang penuh, mendistribusikan energi listrik, dan bahkan mengubah arus primer menjadi arus sekunder.

Dengan pemahaman yang baik tentang fungsi-fungsi trafo ini, kita dapat merancang dan memilih trafo yang sesuai dengan kebutuhan rangkaian elektronik kita. Seiring dengan perkembangan teknologi, muncul pula teknik trafo switching yang memungkinkan ukuran dan berat trafo menjadi lebih ringkas.

Dalam artikel ini, kami telah membahas beberapa jenis trafo dan fungsinya dalam rangkaian elektronik. Dengan memahami peran penting trafo dalam mentransfer energi listrik dan mengubah tegangan, kita dapat mengoptimalkan kinerja rangkaian elektronik kita dengan lebih baik.

Jadi, saat merancang atau memperbaiki rangkaian elektronik, jangan lupakan pentingnya trafo dan fungsi-fungsinya yang beragam. Dengan pemilihan yang tepat, trafo dapat menjadi elemen kunci dalam mencapai kinerja yang optimal dan keberhasilan rangkaian elektronik kita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *