Elektronikindo.com – √ Pengertian UPS Beserta Fungsi dan Cara Kerjanya Lengkap. Dalam era digital yang semakin berkembang, perlindungan terhadap perangkat elektronik menjadi semakin penting. Salah satu solusi yang sering digunakan adalah Uninterruptible Power Supply (UPS). UPS bukan hanya sekadar perangkat cadangan saat terjadi pemadaman listrik tiba-tiba, tapi juga memiliki peran penting dalam menjaga keamanan dan keberlangsungan operasional perangkat elektronik. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi dengan lebih mendalam tentang pengertian UPS, fungsi utamanya, dan cara kerjanya yang menyeluruh.
Pengertian UPS
UPS, singkatan dari Uninterruptible Power Supply atau Suplai Daya Bebas Gangguan, merupakan sebuah perangkat yang menyimpan daya listrik menggunakan baterai sebagai sumber energi listrik alternatif. Fungsi utamanya adalah menjaga kelangsungan operasi perangkat, seperti komputer, ketika sumber utama listrik terputus atau padam.
Bagi perusahaan skala besar, UPS menjadi perangkat yang sangat penting, terutama dalam menjaga keamanan data-data penting saat terjadi pemadaman listrik tiba-tiba. Secara umum, UPS memiliki kapasitas sekitar 600 watt dan mampu menyediakan daya untuk komputer berdaya 400 watt selama sekitar 17 menit.
Namun, terdapat juga UPS dengan kapasitas yang lebih besar, yang biasanya digunakan untuk menyediakan daya bagi beberapa komputer atau jaringan. UPS dengan kapasitas besar ini sering digunakan untuk server atau data server guna memastikan keamanan data dan kelancaran proses backup.
Fungsi UPS
UPS, selain sebagai alat penyedia daya tambahan saat terjadi pemadaman listrik pada perangkat elektronik, memiliki beberapa fungsi tambahan yang penting untuk dipahami sebelum penggunaannya:
- Memberikan Energi Listrik Sementara: UPS memberikan pasokan energi listrik sementara saat terjadi kegagalan pada sumber listrik utama, memungkinkan perangkat tetap beroperasi tanpa gangguan.
- Menghidupkan Genset: UPS memberikan waktu yang cukup untuk menghidupkan generator set (genset) sebagai sumber energi alternatif saat terjadi pemadaman listrik utama.
- Melakukan Backup Data dan Menjalankan Shutdown: UPS memberikan waktu yang cukup bagi pengguna untuk melakukan backup data dan menjalankan prosedur shutdown sistem operasi (OS) secara aman saat terjadi pemadaman listrik.
- Melindungi Sistem Komputer: UPS berfungsi sebagai perlindungan terhadap gangguan listrik yang dapat merusak sistem komputer, baik itu dalam bentuk kerusakan software, kehilangan data, maupun kerusakan hardware.
- Stabilisasi Tegangan: UPS secara otomatis menstabilkan tegangan output saat terjadi fluktuasi tegangan pada input, sehingga perangkat elektronik menerima pasokan daya yang stabil.
- Diagnosa dan Manajemen Otomatis: UPS memiliki kemampuan untuk melakukan diagnosis dan manajemen otomatis terhadap dirinya sendiri, memudahkan pengguna untuk mengantisipasi gangguan potensial pada sistem.
- User Friendly dan Instalasi Mudah: UPS dirancang agar mudah dipasang dan digunakan, sehingga memudahkan pengguna dalam menginstalasi dan mengoperasikannya tanpa kesulitan berarti.
Bagian / Komponen Utama UPS
Berikut adalah beberapa bagian atau komponen utama dari UPS yang perlu dipahami:
1. Battery charger
Setelah mencapai level tegangan yang telah ditetapkan, arus pengisian secara otomatis akan menurun sesuai dengan pengaturan yang telah ditetapkan, dan akan memperlambat proses pengisian hingga mencapai indikator penuh. Dalam rangkaian charger baterai, terdapat dua komponen utama, yaitu rangkaian regulator dan rangkaian komparator.
Rangkaian regulator bertugas menjaga keluaran tegangan agar tetap stabil, sementara rangkaian komparator bertanggung jawab untuk mengatur arus pengisian secara otomatis saat tegangan baterai mencapai penuh, sehingga memperlambat arus pengisian dan mengaktifkan indikator penuh.
2. DC Power Supply
Terdiri dari 2 jenis DC Supply:
A. AC to DC Power Supply (Sumber Daya Listrik AC ke DC)
AC to DC Power Supply adalah jenis DC Power Supply yang mengubah tegangan listrik AC menjadi tegangan DC yang dibutuhkan oleh peralatan elektronik. Pada umumnya, AC to DC Power Supply dilengkapi dengan transformator yang berperan dalam menurunkan tegangan, dioda sebagai penyearah untuk mengubah arus AC menjadi arus DC, dan kapasitor sebagai penyaring atau filter untuk menghilangkan noise atau fluktuasi tegangan yang tidak diinginkan.
B. Linear Regulator (Regulator Linier)
Linear Regulator memiliki fungsi untuk mengubah tegangan DC yang fluktuatif menjadi tegangan yang konstan atau stabil. Regulator linier ini biasanya digunakan untuk menurunkan tegangan DC input. Dengan menggunakan prinsip regenerasi daya, linear regulator dapat memastikan keluaran tegangan yang stabil dan sesuai dengan kebutuhan peralatan elektronik.
3. DC To DC Converter
Selain konverter boost, terdapat empat rangkaian dasar lainnya dari konverter DC-DC non-isolasi. Rangkaian-rangkaian ini termasuk buck, buck-boost, cuk, dan sepic. Setiap rangkaian memiliki fungsi dan karakteristiknya sendiri dalam mengatur tegangan dan arus listrik.
Konverter boost, bagian dari kelompok peningkat tegangan, memainkan peran penting dalam menghasilkan tegangan keluaran yang lebih tinggi daripada tegangan masukannya. Dengan kata lain, konverter ini meningkatkan tegangan listrik. Topologi boost sering digunakan dalam aplikasi UPS On-Line, di mana perangkat ini diperlukan untuk menjaga kelangsungan daya dan memastikan bahwa peralatan terus beroperasi bahkan saat terjadi pemadaman listrik. Dengan bantuan konverter boost, UPS mampu menyediakan tegangan keluaran yang stabil dan sesuai dengan kebutuhan perangkat yang terhubung.
4. Power Inverter
Power inverter merupakan perangkat yang mengubah arus listrik searah atau arus DC menjadi arus listrik bolak-balik atau arus AC. Perangkat ini memungkinkan penggunaan peralatan listrik yang membutuhkan arus AC, seperti peralatan rumah tangga, lampu, dan perangkat elektronik, dengan menggunakan sumber daya DC seperti baterai, aki, atau sel surya (solar cell).
Sumber-sumber arus listrik searah yang menjadi input dari power inverter dapat bervariasi, termasuk baterai, aki mobil, atau sel surya. Baterai dan aki biasanya digunakan dalam aplikasi yang memerlukan daya cadangan, seperti pada mobil, kapal, atau sistem penyimpanan energi portabel. Sementara itu, sel surya atau solar cell digunakan untuk menghasilkan energi listrik dari sinar matahari dan kemudian disimpan dalam baterai untuk digunakan oleh power inverter.
Dengan bantuan power inverter, arus listrik DC dari sumber daya seperti baterai atau sel surya dapat diubah menjadi arus listrik AC yang diperlukan untuk mengoperasikan perangkat-perangkat AC. Hal ini memungkinkan penggunaan peralatan listrik di tempat-tempat yang tidak memiliki akses langsung ke sumber daya listrik AC dari jaringan listrik umum.
5. Filter
Dalam konteks elektronika, istilah “filter” mengacu pada suatu rangkaian yang dirancang untuk memungkinkan lewatnya sinyal pada frekuensi tertentu.
Filter analog adalah jenis filter yang memproses atau membiarkan lewat sinyal analog yang kontinu. Biasanya terdiri dari rangkaian komponen seperti resistor (R), induktor (L), dan kapasitor (C). Filter ini efektif dalam mengelola sinyal analog kontinu sepanjang waktu.
Sementara itu, filter digital adalah jenis filter yang memproses dan membiarkan lewat sinyal digital yang diskrit dalam waktu. Filter digital menggunakan operasi matematika untuk mengatur sinyal yang lewat atau ditahan. Filter digital bisa ditemui dalam bentuk Integrated Circuit (IC) atau mikrokontroler, yang memungkinkan pengaturan nilai sinyal secara komputerisasi tanpa perlu memasang atau membongkar rangkaian fisik.
Jenis UPS Serta Cara Kerjanya
Menurut CyberPower, UPS memiliki tiga topologi utama, yaitu standby UPS, online UPS, dan line interactive UPS. Berikut adalah penjelasan singkat tentang cara kerja masing-masing:
1. Standby UPS
Standby UPS merupakan jenis power supply yang bekerja dengan menggunakan daya cadangan dari baterai saat terjadi gangguan seperti pemadaman listrik, penurunan tegangan, atau lonjakan tegangan.
Ketika terjadi gangguan tersebut, standby UPS akan secara otomatis beralih ke pasokan daya dari baterai DC, yang kemudian diubah menjadi daya AC. Hal ini memungkinkan perangkat elektronik yang terhubung, seperti komputer entry-level, sistem POS, sistem keamanan, dan perangkat elektronik dasar lainnya, tetap beroperasi tanpa terganggu oleh gangguan listrik.
2. Online UPS
Online UPS adalah jenis power supply yang secara konsisten menyediakan daya terlepas dari kondisi daya yang diterima. UPS jenis ini beroperasi dengan mengubah arus listrik AC masukan menjadi arus DC, dan kemudian mengonversinya kembali menjadi arus listrik AC.
Tipe online UPS memiliki peran penting dalam melindungi infrastruktur IT utama, pusat data, server kelas atas, sistem telekomunikasi besar, aplikasi penyimpanan data, serta peralatan jaringan canggih dari kerusakan yang dapat disebabkan oleh pemadaman listrik dan gangguan listrik lainnya.
3. Line Interactive UPS
Power supply ini menggabungkan teknologi yang menggunakan auto-transformer untuk mengatur voltase baik yang rendah maupun yang tinggi tanpa perlu beralih ke baterai.
Line interactive UPS seringkali digunakan untuk perangkat elektronik konsumen, komputer pribadi, sistem game, peralatan home theater, perangkat jaringan, dan server kelas menengah. UPS ini menyediakan daya selama terjadinya pemadaman listrik, fluktuasi tegangan, atau lonjakan tegangan, menjaga perangkat dari potensi kerusakan akibat gangguan tersebut.
BACA JUGA :
- Pengertian dan Jenis-jenis Power Supply
- Mode Operasi PLC
- Fungsi Trafo Pada Rangkaian Elektronik
- Penyebab Hardisk Laptop Rusak dan Cara Memperbaikinya
Penutup
Dalam mengeksplorasi pengertian, fungsi, dan cara kerja UPS secara komprehensif, dapat disimpulkan bahwa perangkat ini memegang peranan penting dalam menjaga kelangsungan operasional peralatan elektronik dan perlindungan terhadap data yang berharga.
Dengan kemampuannya dalam menyediakan daya cadangan, menjaga konsistensi tegangan, dan merespons dengan cepat terhadap gangguan listrik, UPS menjadi solusi yang efektif bagi berbagai macam aplikasi, mulai dari penggunaan di rumah hingga lingkungan bisnis yang kritis.
Melalui pemahaman yang mendalam tentang jenis-jenis UPS dan prinsip kerjanya, diharapkan pengguna dapat membuat pilihan yang tepat sesuai dengan kebutuhan mereka, untuk memastikan kelancaran operasi peralatan elektronik serta keamanan data yang terhubung.
Dengan demikian, peran UPS dalam dunia teknologi informasi dan elektronika tidak dapat diabaikan, sebagai fondasi yang kokoh untuk menjaga ketahanan sistem dan menghindari dampak negatif dari gangguan listrik.
Demikianlah artikel elektronikindo.com yang membahas tentang √ Pengertian UPS Beserta Fungsi dan Cara Kerjanya Lengkap. Semoga artikel kami dapat bermanfaat dan terimakasih telah membaca artikel ini.