Pengertian Chiller

Pengertian Chiller Dan Cara Kerjanya Secara Lengkap

Diposting pada

elektronikindo.comPengertian Chiller Dan Cara Kerjanya Secara Lengkap. Dalam dunia modern yang dipenuhi dengan teknologi canggih, chiller menjadi salah satu perangkat yang tak tergantikan dalam industri pendinginan.

Apa sebenarnya pengertian dari chiller dan bagaimana peranannya dalam menjaga suhu yang tepat untuk berbagai aplikasi? Dalam artikel ini, elektronikindo.com akan menjelajahi segala hal tentang chiller, dari konsep dasar hingga aplikasi praktisnya dalam berbagai sektor.

Mari bersama-sama kita memahami betapa pentingnya chiller dalam memastikan lingkungan yang nyaman dan kondusif dalam berbagai konteks industri dan komersial.

Pengertian Chiller

Secara sederhana, chiller industri dapat dipandang sebagai sistem pendingin yang menurunkan suhu cairan (air pendingin) atau mengurangi kelembaban udara (pendingin udara). Chiller digunakan untuk menjaga suhu peralatan dengan efisien dan cepat.

Dengan menjaga suhu peralatan tetap rendah, produksi di sebuah industri dapat berjalan lebih optimal. Perlu diperhatikan bahwa meskipun chiller digunakan untuk menurunkan suhu peralatan, sebenarnya alat ini tidak mendinginkan apa pun.

Secara umum, chiller dapat diartikan sebagai perangkat yang beroperasi melalui proses kompresi untuk mengatur dan menurunkan suhu cairan. Chiller berbeda dengan AC yang menggunakan pendekatan serupa, tetapi berfokus pada penyejukan udara bukan cairan.

Bagian Bagian pada Chiller

Chiller terdiri dari beberapa bagian, termasuk yang berikut:

  • Chiller
  • Chiller water pump
  • Make up water tank
  • Condenser water pump
  • Cooling tower
  • FCU
  • AHU

Semua komponen tersebut saling terhubung satu sama lain dan beroperasi secara berurutan. Biasanya, mereka dikendalikan oleh sistem yang dikenal sebagai BAS.

Pada tahap operasi sistem dalam menjalankan chiller tipe sistem air pendingin biasanya dimulai dengan membuka komponen motorized cooling tower, diikuti oleh pengoperasian kipas cooling tower.

Setelah itu, seluruh rangkaian proses tersebut diikuti oleh bagian motorized CWP, dan diikuti oleh CHWP. Kemudian, chiller dijalankan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan oleh masing-masing merek.

Jenis Jenis Sensor Pada Chiller

Untuk meningkatkan kinerja chiller, alat ini dilengkapi dengan beberapa jenis sensor, seperti:

Water Flow Switch

Saklar otomatis akan aktif ketika sensor mendeteksi aliran air. Flow switch dalam chiller berperan sebagai proteksi, karena tanpa air, chiller tidak dapat beroperasi.

Water Temperature Sensor

Sensor masukan analog berguna untuk mendeteksi (membaca) suhu air yang mengalir dalam pipa chiller, baik itu dari bagian kondensor maupun evaporator.

Pressure Differential Valve

Berperan sebagai penyeimbang tekanan diferensial di dalam jalur pasokan dengan menggunakan return air dingin.

Motorized Butterfly Valve

Pada Sensor jenis motorized butterfly valve berperan dalam bagian mengatur aliran air.

Duct Temperature Sensor

Sensor yang berperan dalam mengukur suhu yang terdapat di dalam saluran ducting AHU.

Air Differential Pressure Switch

Sensor ini bermanfaat untuk mendeteksi perbedaan tekanan udara di dalam filter udara. Ketika filter kotor, biasanya akan memicu alarm sebagai indikasi.

Cara Kerja Chiller

Dalam chiller, terdapat sebuah tangki yang diisi dengan cairan, seperti campuran air atau etilen glikol, dengan aliran air yang berlangsung secara terus-menerus.

Jika diterapkan pada bangunan standar, biasanya terjadi sirkulasi air dingin menuju unit penanganan balok pendingin atau udara. Saat ini, metode ini banyak digunakan untuk mentransfer panas dari udara ke air.

Chiller dapat dikelompokkan menjadi chiller absorpsi dan chiller kompresi refrigeran, tergantung pada siklus refrigeran yang digunakan dalam operasinya.

Selain itu, proses pendinginan kedua jenis chiller juga berbeda. Chiller absorpsi menggunakan panas sebagai sumber, baik itu dari gas alam atau uap, untuk menciptakan efek pendinginan.

Chiller kompresi terbagi menjadi 4 bagian utama, yakni:

  • Kompresor
  • Evaporator
  • Kondensor
  • Valve metering system

Cara kerja chiller adalah melalui proses kompresi mekanis. Prinsip dasar pendinginan bekerja melalui proses seperti berikut:

  • Pendingin akan menyerap panas, kemudian memanfaatkan penukar panas di evaporator untuk menghilangkan kalor atau panas.
  • Chiller memiliki dua jenis pendinginan, yaitu menggunakan sistem pendinginan udara dan air. Kondensor udara didinginkan dengan udara, sementara air didinginkan menggunakan sumber air.
  • Pendinginan air digunakan untuk mendinginkan sebuah bangunan dengan memanfaatkan menara pendingin, kolam, atau sungai yang ada di sekitar area bangunan.
  • Perbedaan antara chiller dengan kondensor yang didinginkan udara pada dasarnya tidak begitu signifikan, karena kondensor yang didinginkan air juga menggunakan siklus refrigerant.
  • Media pendingin utama untuk kondensor adalah udara. Sementara itu, chiller yang menggunakan pendinginan udara biasanya dipasang dan dioperasikan di luar ruangan.

NB : Chiller tipe ini berfungsi dengan cara mengeluarkan panas ke atmosfer dan dilakukan secara mekanis.

Dalam proses ini, udara luar disirkulasikan menggunakan kipas yang langsung melewati kondensor mesin.

Beberapa jenis kondensor tidak memerlukan menara pendingin. Dilihat dari teknik kompresi refrigeran pada fase uap, chiller juga dapat diklasifikasikan ke dalam 4 kelompok.

Kompresor yang digunakan mencakup jenis-jenis seperti reciprocating, rotary scroll, sentrifugal, dan rotary screw. Reciprocating memiliki poros engkol dan piston yang memampatkan gas untuk dipanaskan.

Piston dilengkapi dengan katup intake dan exhaust yang dapat dibuka, sehingga piston berhenti. Contoh ini dapat ditemui di kantor atau sekolah dengan kapasitas 20 hingga 450 ton.

Pada umumnya, kompresor sentrifugal bekerja mirip dengan pompa air sentrifugal karena mengandung sebuah impeller yang bertugas mendorong fluida pendingin.

Chiller sentrifugal mampu memberikan kapasitas pendinginan yang tinggi secara efisien. Alat ini juga mampu menyesuaikan kapasitasnya secara kontinu sesuai dengan perubahan beban.

Jenis Jenis Chiller

Pada umumnya, ada dua jenis chiller yang perlu diketahui, seperti berikut:

Absorption Chiller

Mesin yang beroperasi sesuai dengan siklus pendinginan absorpsi uap. Siklus ini terdiri dari empat penukar panas, yaitu kondensor, evaporator, penyerap, dan generator.

Penyerap juga memiliki dua jenis larutan, yaitu refrigeran dan absorben. Selama proses siklus tersebut, tekanan tinggi terjadi pada generator dan kondensor.

Sementara pada evaporator dan absorber, tekanannya lebih rendah. Proses siklus ini dimulai dengan memasukkan zat panas ke dalam generator.

Vapor Compression Chiller

Refrigeran menguap dan menyerap panas dari air dingin di evaporator untuk menjalankan fungsinya.

Kemudian, refrigeran keluar dari evaporator dalam bentuk uap. Namun, sebagian panas masih tersisa di dalam air dingin. Akibatnya, panas ditambahkan ke pendingin dengan tekanan tetap.

Air dingin dan refrigeran tidak dapat bercampur dan akan dipisahkan oleh dinding padat, mirip dengan evaporator yang terpisah oleh tabung atau shell.

Penutup

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa chiller adalah salah satu komponen penting dalam sistem pendingin industri yang berfungsi untuk menurunkan suhu cairan atau udara dengan efisien.

Dengan beragam jenis dan teknologi yang tersedia, penggunaan chiller dapat dioptimalkan sesuai dengan kebutuhan spesifik dari berbagai industri.

Dari chiller kompresi hingga absorpsi, setiap jenis memiliki peran dan aplikasi yang unik dalam proses pendinginan.

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang pengertian dan jenis chiller, diharapkan dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat dalam pemilihan dan penggunaan chiller dalam berbagai aplikasi industri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *