Elektronikindo.com – Pengertian Grounding Dalam Kelistrikan. Dalam dunia kelistrikan, konsep grounding atau pengamanan tanah memiliki peran yang krusial untuk memastikan keamanan dan keandalan sistem. Grounding bukan sekadar prinsip teknis, melainkan fondasi yang mendukung berbagai aspek dalam instalasi listrik.
Mari bersama-sama elektronikindo.com menjelajahi lebih dalam tentang pengertian grounding dalam kelistrikan, mengungkap esensi pentingnya untuk melindungi peralatan, manusia, dan menjaga stabilitas keseluruhan sistem listrik.
Pengertian Grounding Listrik
Grounding listrik, yang sering disebut sebagai sistem arde, merupakan suatu sistem penahan yang menggunakan jalur kabel khusus yang tidak terhubung dengan instalasi kabel listrik lainnya.
Arde ditempatkan dalam instalasi kelistrikan rumah dengan arah menuju bumi sebagai titik pertahanan. Sistem ini dirancang untuk mengeliminasi perbedaan potensial yang mungkin muncul dalam rangkaian kelistrikan.
Dengan adanya grounding ini, ketika terjadi muatan berlebih dalam instalasi listrik, muatan tersebut akan secara otomatis dialirkan ke tanah. Hal ini disebabkan oleh kapasitas dan massa yang besar dari tanah, yang memungkinkan untuk pembuangan muatan yang efisien. Ketika terjadi masalah atau gangguan terkait muatan kelistrikan, gangguan tersebut dapat segera dinetralisir.
Fungsi Arde Grounding Listrik
Pemasangan grounding listrik memiliki tujuan utama untuk memberikan perlindungan. Dengan adanya grounding listrik, instalasi kelistrikan dapat mengurangi risiko-risiko berikut:
- Mencegah kebocoran listrik besar, seperti yang dapat terjadi akibat kebocoran isolasi dan korsleting listrik. Grounding berfungsi sebagai langkah pengamanan untuk mencegah orang terkena sengatan arus listrik.
- Mencegah induksi dari tegangan arus listrik.
- Memberikan perlindungan terhadap ancaman listrik statis, terutama ketika terdapat tegangan statis yang tinggi, seperti dalam kasus sambaran petir.
- Berperan sebagai salah satu referensi pengukuran tegangan aliran dalam instalasi kelistrikan. Menghindari timbulnya kerusakan yang disebabkan oleh kebocoran tegangan listrik.
- Menetralkan noise yang timbul akibat berbagai faktor, seperti kualitas komponen yang tidak sesuai standar atau kualitas daya yang kurang baik.
Cara Kerja Grounding Listrik
Pemilihan area pemasangan grounding listrik biasanya dilakukan dengan teliti. Secara umum, grounding listrik sering kali ditempatkan dekat kWh meter.
Dari kWh meter, kabel netral dan kabel ground dipasang secara bersamaan dengan kabel fase. Kemudian, kabel-kabel ini akan dihubungkan ke seluruh jaringan yang ada dan menuju stop kontak.
Dari stop kontak tersebut, koneksi grounding akan terhubung dengan berbagai perangkat listrik, seperti komputer, radio, TV, kulkas, dan perangkat lainnya.
Macam Macam Sistem Arde Grounding Listrik
Terdapat beragam sistem grounding yang perlu dipahami sebelum memahami cara pemasangan sistem kelistrikan ini. Beberapa jenis sistem grounding meliputi:
Safety Grounding
Merupakan suatu sistem yang umum digunakan dalam instalasi grounding. Tujuan dari pemasangan jenis grounding ini adalah untuk menetralkan dampak arus listrik yang dapat membahayakan keselamatan.
Arus dan tegangan listrik yang mengalami fluktuasi dapat disebabkan oleh gelombang elektromagnetik dari berbagai sumber, seperti kilatan petir.
Untuk mengatasi arus dan tegangan tersebut, safety ground diterapkan pada jalur kelistrikan. Sistem grounding ini juga dikenal sebagai penangkal petir.
RF Grounding
Selanjutnya, terdapat sistem lain yang disebut sebagai RF Grounding, sebuah sistem kelistrikan yang dipasang khusus untuk perangkat komunikasi, contohnya radio.
Proses pemasangan sistem grounding ini umumnya lebih sering digunakan untuk perangkat dengan kebutuhan yang sangat tinggi.
Pemasangan sistem grounding ini bertujuan untuk mengurangi dampak radiasi dan melindungi dari risiko radiasi yang dapat timbul dari gelombang komunikasi radio.
Cara Instalasi Arde Grounding Listrik Sesuai Standar
Kabel listrik memiliki variasi ukuran dan kekuatan yang beragam. Semakin besar diameter grounding listrik, semakin baik arus listrik yang dapat mengalir dalam rangkaian kelistrikan tersebut.
Dengan adanya diameter yang lebih besar, beban yang signifikan dapat ditangani tanpa adanya pemborosan listrik. Bagaimana seharusnya pemasangan kabel grounding dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku?
1. Memasang Rod Grounding
Pemasangan rod grounding adalah langkah yang kritis dan tidak dapat diabaikan, karena ini merupakan elemen penting dalam sistem grounding.
- Semakin banyak jumlah rod grounding yang diinstal, semakin optimal pula instalasinya.
- Ada beberapa persyaratan yang perlu dipatuhi saat memasang rod grounding agar instalasi kelistrikan menjadi lebih efisien dan aman.
- Dianjurkan untuk menanam rod grounding dalam jumlah yang banyak, dengan setiap rod grounding memiliki jarak 5 meter dari rod grounding lainnya.
- Pola pemasangan paralel merupakan cara terbaik untuk mengatur pemasangan rod grounding.
- Disarankan untuk tidak memasang rod grounding di tanah yang berbatu atau berpasir karena kedua media tersebut bukanlah media yang ideal.
Untuk meningkatkan efektivitas sistem pertahanan, stik rod sebaiknya ditanam pada jarak yang cukup signifikan namun tetap dekat dengan bangunan hunian.
2. Memilih Material Grounding
Pilihan material sangat krusial dalam proses pemasangan sistem grounding. Berikut adalah faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan saat memilih material terbaik untuk pemasangan grounding:
- Pertama, pilih kabel yang sesuai dengan standar pemasangan sistem grounding. Pastikan bahwa ukuran, jenis, bahan, dan warnanya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
- Pilihlah stik rod yang terbuat dari bahan yang kokoh, seperti tembaga padat.
- Besi cenderung tidak tahan lama dan rentan terhadap korosi, sehingga sebaiknya dihindari.
3. Menanam Grounding Rod
Kritis untuk menggali di lokasi pemasangan grounding dengan kedalaman setidaknya 50 cm dari permukaan tanah. Langkah-langkahnya melibatkan:
- Gali lubang dengan kedalaman minimal 50 cm dalam posisi vertikal, lalu pasang stik rod dengan kuat di dalam lubang tersebut.
- Selanjutnya, tambahkan air secukupnya ke dalam lubang galian atau isilah air hingga lubang terisi penuh.
- Tekan stik rod yang telah tertancap ke bagian bawah, kemudian angkat sejenak agar air dapat masuk dan meresap ke dalam tanah.
- Setelah itu, tancapkan kembali stik rod ke dalam tanah sesuai dengan kedalaman yang diperlukan.
4. Menyambungkan Grounding ke Kabel
Manfaatkan metode exothermic untuk mempercepat penyelesaian proses ini. Caranya adalah dengan mencampurkan tembaga yang telah dicairkan pada suhu tinggi.
Setelah melaksanakan metode ini, bersihkan permukaan sambungan dari kotoran agar sambungan menjadi lebih kuat dan tahan lama.
5. Menanam Kabel Grounding
Mulai langkah ini dengan menggali tanah pada beberapa titik grounding yang telah ditetapkan. Lanjutkan dengan menggali jalur lintasan menuju terminal grounding.
Lanjutkan dengan menarik kabel melalui jalur tersebut. Setelah semua terhubung, tempatkan pipa penanda atau marking, lalu tutup dengan menimbun tanah hingga mencapai ketinggian minimal 20 cm.
Penutup
Dengan demikian, pemahaman yang mendalam tentang konsep grounding dalam kelistrikan menjadi kunci utama untuk memastikan keamanan dan kinerja yang optimal dalam setiap instalasi listrik. Grounding bukan hanya sekadar aspek teknis, tetapi juga fondasi penting dalam menciptakan lingkungan listrik yang stabil dan aman.
Semoga artikel ini memberikan wawasan yang bermanfaat dan membantu pembaca untuk lebih memahami peran penting grounding dalam menjaga keandalan sistem kelistrikan.
Dengan memahami prinsip-prinsip grounding, kita dapat meningkatkan efisiensi energi, mencegah risiko sengatan listrik, dan menjaga keberlanjutan operasional peralatan listrik. Keselamatan dan keberlanjutan adalah kunci, dan grounding memegang peran sentral dalam meraih tujuan tersebut dalam dunia kelistrikan.